Berikutini telah merangkum apa saja pahala istri yang diselingkuhi suami menurut Islam. 1. Mendapatkan pahala lebih besar dari pahala amalan sunnah Bagi istri yang sabar telah diselingkuhi oleh suami, Allah menjanjikan pahala yang lebih besar dari segala amalan sunnah yang pernah dilakukannya.
Takhanya dimudahkan jalannya menuju surga, istri yang sabar juga bakal mendapatkan kebahagiaan di akhirat. Apabila seorang istri berbakti pada suami dan tetap bersikap sabar meski terus merasa disakiti, maka janji Allah adalah kebahagiaan yang abadi di akhirat. Menghadapi Suami yang Selingkuh dan Doa yang Bisa Dipanjatkan
PahalaIstri yang Diselingkuhi Suami Produk Rekomendasi MamyPoko Pants Standar L 30 - SO Rp 49.500 Lactogrow 3 Vanila 1Kg Rp 123.000 Minyak Telon Bebe Roosie + Lavender & Olive Oil 6 4 % Rp162.900 Rp 155.900 Goon Smile Baby Ekonomis L26 34 % Rp53.000 Rp 35.000 Frisian Flag Primagro 1+ Vanilla 750gr Susu Pertumbuhan Anak Usia 1-3 Tahun
SeorangSuami yang sabar dalam menghadapi keburukan akhlak istrinya itu pasti akan mendaptkan pahala yang besar dari Allah Subhanahu wa Ta'ala, tapi tentunya dengan terus mengarahakan, mendidik, mengayomi pada istrinya dengan penuh kelembutan, lalu bagaimana penjelasannya?, berikut inilah materinya: Ganjaran Bagi Suami Penyabar
Bagiistri yang sabar telah diselingkuhi oleh suami, Allah menjanjikan pahala yang lebih besar dari segala amalan sunnah yang pernah dilakukannya. Islam juga menyebut bahwa kesabaran seorang istri adalah ciri-ciri perempuan mulia yang hidupnya bakal diridhai oleh Allah.
RidhoAllah SWT juga merupakan satu bentuk pahala yang bisa didapatkan oleh seorang istri yang sabar dan taat terhadap suaminya. Ridho dan kebahagiaan pada hari akhirat di alam yang kekal kelak adalah satu bentuk pahala yang didapatkan seorang istri yang sabar dalam menghadapi masalah dalam rumah tangganya. 3. Pahala Berlipat Ganda
Sabaryang dilakukan istri dalam menghadapi suami memiliki pahala tinggi yang jauh lebih besar dari amalam sunnah sebab merupakan ciri wanita yang berhati sangat mulia. 7. Membahagiakan Suami " Suami memiliki hak untuk bersenang senang dengan istrinya setiap hari sekaligus merupakan kewajiban seorang istri untuk melayani suaminya setiap saat".
FwhxA. Seorang istri yang sabar menghadapi perlakuan buruk suami akan dimudahkan jalannya menuju surgaPerselingkuhan memang tidak dibenarkan dalam setiap agama, termasuk Islam. Sebab, selingkuh bisa mendatangkan dosa bagi siapa saja yang melakukannya. Ketika seorang suami selingkuh dari istrinya, maka dia telah melakukan kebohongan besar dan mengkhianati janji pernikahan. Itulah sebabnya, Allah SWT tidak menyukai hamba-Nya yang berselingkuh. Sementara itu, Allah SWT telah menjanjikan pahala yang besar bagi istri yang bersikap sabar ketika menghadapi suaminya yang selingkuh. Mama tentu ingin melampiaskan amarah saat mengetahui pasangan selingkuh. Namun, alangkah baiknya Mama menahan amarah tersebut dan meminta pertolongan Allah untuk diberi jalan yang lebih baik. Nah, kali ini telah merangkum keistimewaan atau pahala istri salah satunya akan dimudahkan jalannya menuju Mendapat pahala seperti Aisyah, Istri Fir’aunUnsplash/DhiesaradaFir’aun adalah salah satu pemimpin Mesir yang dikenal arogan dan sering menyebut dirinya sebagai Tuhan. Dia pun meminta istrinya, Aisyah serta para pengikutnya untuk menyembahnya sebagai Tuhan. Sementara itu, Aisyah meyakini keberadaan Allah sebagai Tuhan satu-satunya di muka bumi. Fir’aun merasa tidak senang ketika Aisyah sebagai istri membangkang perintahnya. Dia kemudian menyiksa Aisyah dengan menjatuhi kepalanya dengan batu berukuran Aisyah meninggal dunia. Namun, Allah telah berjanji untuk menjadikan Aisyah sebagai salah satu perempuan mulia di surga karena kesabarannya. “Dan jika seorang istri bersabar menghadapi keburukan akhlak suaminya, maka Allah akan memberikan kepadanya pahala seperti yang diberikan kepada Aisyah istri Fir’aun.” HR Muslim2. Dimudahkan jalan menuju surgaUnsplash/PantiumforceTak hanya diganjar pahala besar, seorang istri yang sabar juga akan dimudahkan jalannya menuju istri sabar menerima perilaku buruk suami dan tidak melawannya dengan keburukan, maka Allah berjanji untuk membuka semua pintu surga untuknya. “Dan seorang istri yang taat pada suami nya, niscaya ia akan masuk surga dari pintu mana saja yang dikehendakinya.” Hadist Hasan Shahih Editors' Picks3. Hidupnya diridai AllahUnsplash/ElyaspasbanBersikap sabar saat diperlakukan buruk oleh suami tentu tidak mudah. Mama harus meredam amarah dan tetap berbakti sebagai seorang istri. Mama tidak perlu khawatir karena Allah akan mengangkat derajat Mama di dunia atas kesabaran tersebut. Allah berjanji untuk memberikan kebahagiaan dan ketenangan hidup sebagai pahala atas segala kesabaran. “Istri yang meninggal dunia dan suaminya rida terhadapnya, maka ia masuk surga.” HR Tirmidzi4. Mendapatkan pahala lebih besar dari amalan sunnahUnsplash/UmarbenGanjaran lainnya yang dijanjikan Allah untuk istri yang sabar, yakni pahala yang lebih besar dari amalan sunnah. Kesabaran seorang istri menunjukkan ciri-ciri perempuan mulia yang hidupnya bakal diridai oleh Allah. “Hak suami merupakan kewajiban bagi istri. Melaksanakan kewajiban harus didahulukan daripada melaksanakan amalan sunnah.” Fathul Baari5. Mendapatkan kebahagiaan di akhiratUnsplash/VoiceofskyTak hanya dimudahkan jalannya menuju surga, istri yang sabar juga bakal mendapatkan kebahagiaan di akhirat. Hubungan Mama dan suami akan berpengaruh pada kebahagiaan di akhirat kelak. Apabila Mama berbakti pada suami dan tetap bersikap sabar meski terus merasa disakiti, maka janji Allah adalah kebahagiaan yang abadi di akhirat. “Perhatikan bagaimana hubunganmu dengannya karena suami merupakan surgamu dan nerakamu.” HR Ahmad6. Dijauhkan dari laknat AllahUnsplash/Ini_adilAllah memang tidak menyukai hamba-Nya yang selalu ingkar janji dan melakukan perbuatan-perbuatan yang telah dilarang. Perselingkuhan termasuk salah satu perbuatan yang dibenci sebabnya, seorang istri yang sabar akan dijauhkan dari laknat Allah baik di dunia maupun akhirat. Itulah keutamaan dari kesabaran mama setelah diselingkuhi oleh pasangan. Semoga artikel di atas bisa menjadikan Mama menjadi perempuan yang lebih baik dan bersikap lebih sabar dalam menghadapi segala masalah kehidupan. Berikut tadi informasi mengenai keistimewaan atau pahala jugaAmalan untuk Suami Istri yang Rajin Salat Malam, Bisa Dapat Pahala7 Pahala Ibu Hamil, Mulai dari Pahala Haji Hingga Pahala PuasaBenarkah Menyuapi Istri Bisa Dapat Pahala? Ini Penjelasan dalam Islam!
– Menjadi istri yang sabar memang bukan perkara mudah. Apalagi dalam pernikahan selalu diwarnai pebedaan, baik dari karakter, sifat, maupun pendapat. Meski demikian, sebagai seorang wanita, kita harus selalu berusaha menjadi sabar dalam menghadapi situasi di rumah tangga. Terlebih ada beberapa keutamaan menjadi istri yang sabar. Salah satunya mendapat pahala dari Allah SWT. Nah, ada banyak sekali keutamaan lainnya yang harus kita tahu, yakni sebagai berikut 1. Mendapat Pahala Seperti Asiyah Istri Fir’aun Pernahkah mendengar kisah tentang Asiyah yang merupakan istri Fir’aun? Di mana pada zaman dahulu ia pernah dipaksa oleh suaminya untuk menyembahnya, karena ia mengaku sebagai Tuhan. Namun, Asiyah tidak melakukannya, karena ia meyakini Tuhan semesta alam hanya Allah SWT. Ia mendapatkan perlakuan dan siksa bertubi-tubi, bahkan kepalanya pernha dijatuhi sebuah batu yang sangat besar. Hingga akhirnya Asiyah meninggal dunia dan oleh Allah disebut sebagai salah satu wanita mulia yang dijamin surga baginya. “Dan jika seorang istri bersabar menghadapi keburukan akhlak suaminya, maka Allah akan memberikan kepadanya pahala seperti yang diberikan kepada Aisyah istri Fir’aun”. HR Muslim. Seorang istri yang sabar dalam menghadapi suaminya akan mendapatkan pahala seperti Asiyah yakni memiliki derajat yang mulia di mata Allah. 2. Menjadi Jalan Masuk Surga Biasanya, istri yang sabar akan selalu menaati perintah suaminya, tanpa menyakiti atau melawan suaminya. Sikap tersebut akan memberikan keberkahan dan menjadikan sepanjang hidupnya sebagai ibadah hingga di akhirat nanti ia diperbolehkan masuk surga dari pintu mana pun. Keutamaan Khadijah istri Rasulullah juga menjadikan jalan masuk surga karena kesabarannya. “Dan seorang istri yang taat pada suami nya, niscaya ia akan masuk surga dari pintu mana saja yang dikehendakinya”. Hadist Hasan Shahih No 1296. 3. Merupakan Amalan yang Utama Cinta dan pengabdian terhadap suami menjadi ladang pahala bagi seorang istri. Hal tersebut menjadi sebuah amalan yang utama, bahkan lebih tinggi dari amalan sunnah atau amalan yang berhubungan dengan hak Allah. Sehingga istri yang sabar benar benar memilki amalan terbaik di seluruh jagad raya. keutamaan istri melayani suami ialah bagian dari kesabaran tersebut. “Seorang wanita tidak akan bisa menunaikan hak Allah sebelum ia menunaikan hak suaminya”. Al Mawaarid No 1290. 4. Mendapat Ridha Allah Keutamaan menjadi istri yang sabar berikutnya adalah mendapatkan ridha dari Allah SWT. Sebab, setiap detik kesabarannya menjadi sebauh pahala besar yang membawanya ke surge. Ia akan mendapatkan kebahagiaan dan ketenangan hidup di akhirat kelak. “Istri yang meninggal dunia dan suaminya ridho terhadapnya maka ia masuk surga”. HR Tirmidzi. 5. Mendapatkan Kebahagiaan di Akhirat Istri yang sabar dan baik pada suami, kelak akan menadapatkan kebahagiaan di akhirat, begitupun sebaliknya. Sebab itu dapat dilihat bagaimana gambaran kehidupan seorang istri di akhirat adalah sesuai dengan gambaran perbuatan yang dilakukan pada suaminya. Hal ini sebagaimana yang disebutkan dalam hadis berikut, “Perhatikan bagaimana hubunganmu dengannya karena suami merupakan surgamu dan nerakamu”. HR Ahmad. 6. Dikabulkan Doanya “Wahai Tuhan bangunkanlah untukku sebuah rumah di surga di sisi-Mu dalam surga dan selamatkan daku dari Fir’aun dan perbuatannya dan selamatkan daku dari kaum yang zalim”. QS At Tahrim 11. Doa di atas, merupakan doa yang kerap dicuapkan oleh Asiyah ketika menghadapi kemarahan dan siksa dari suaminya, Allah pun mengabulkan doanya untuk mendapat rumah di surga di sisi Allah dan Allah menjadikannya sebagai salah satu wanita paling mulia di dunia. 7. Teladan Istri Rasulullah Istri yang sabar adalah teladan istri Rasulullah yaitu Khadijah yang sabar dan setia mendapingi Rasulullah. Bahkan, dalam masa sulit sekalipun, Khadijah rela memberikan semua hartanya untuk dipergunakan di jalan dakwah Islam, perbuatan Khadijah tersebut pun menjadikannya sebagai sosok wanita teladan yang memiliki derajat yang mulia di sisi Allah. 8. Kehidupan yang Berkah Istri yang sabar tentu akan memiliki kehidupan yang berkah. Sebab apa pun yang dilakukannya mendapat ridha dari suaminya sehingga ia tenang dalam menjalani kehidupan dan jauh dari segala keburukan di akherat, nantinya ia akan mendapat kebahagiaan di akherat dan mendapat ampunan dari Allah SWT atas dosa dosa yang dilakukannya. 9. Ciri Wanita Mulia Wanita yang mulia bisa terlihat dari sikapnya terhadap suami, jika ia bersabar maka jelas bahwa ia memiliki hati yang mulia karena istri memang sudah kodratnya tunduk pada suami. “Seandainya aku boleh menyuruh seorang sujud kepada seseorang, maka aku akan perintahkan seorang wanita sujud kepada suaminya”. HR Timidzi no. 1159. 10. Ciri Wanita Penyayang “Wanita yang menjadi penghuni surga ialah yang penuh kasih sayang, banyak kembali kepada suaminya yang apabila suaminya marah ia mendatanginya dan meletakkan tangannya di atas tangan suaminya dan berkata Aku tidak dapat tidur nyenyak hingga engkau ridha’,” Mu’jamul Ausath Dari hadis di atas sudah jelas, bahwa istri yang sabar adalah seorang wanita yang mulia karena sifatnya yang penyayang. Baca Juga 8 Tips Agar Pernikahan Hasil Perjodohan Bahagia dan Rukun Itulah beberapa hal yang bisa kita pahami, terkait apa saja yang menjadi keutamaan menjadi seorang istri yang sabar. Semoga kita diberikan kelimpahan dan kemudahan dalam berlapang dada dan diberikan rasa sabar yang seluas-luasnya. Aamiin.
ALLAH yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang memerintahkan hamba-Nya supaya kasih mengasihi antara satu sama lain. Seseorang hamba hanya akan memperoleh kasih sayang daripada-Nya apabila dia mengasihi makhluk-Nya. Jika ada dua orang sahabat berkasih sayang antara satu sama lain, maka yang lebih disayangi Allah antara keduanya ialah yang paling kasih kepada sahabatnya. Manusia yang memiliki sifat kasih sayang paling tinggi dan paling agung ialah Rasulullah saw. Baginda sangat mengasihi umatnya sehinggakan perasaan kasihnya yang mendalam itu dirakamkan Allah dalam firman-Nya bermaksud “Sesungguhnya sudah datang kepada kamu seorang Rasul daripada golongan kamu sendiri, yang menjadi sangat berat kepadanya sebarang kesusahan ditanggung kamu, yang sangat inginkan kebaikan bagi kamu, ia pula menumpahkan perasaan belas serta kasih sayangnya kepada orang yang beriman.” Surah at-Taubah, ayat 128 Kasih sayang sesama insan akan membuahkan sikap bertolak ansur, hormat menghormati serta sedia berkorban demi kebahagiaan insan tersayang. Dalam hubungan suami isteri, kedamaian dan kasih sayang adalah teras utama. Allah menjadikan perasaan kasih mesra antara suami isteri sebagai sunnah yang ada padanya tanda kekuasaan dan keagungan-Nya. Firman Allah bermaksud “Dan di antara tanda-tanda yang membuktikan kekuasaan-Nya dan rahmat-Nya, bahawa Dia menciptakan untuk kamu isteri daripada diri kamu sendiri supaya kamu bersenang hati dan hidup mesra dengannya, dan dijadikan-Nya antara kamu perasaan kasih sayang dan belas kasihan. Sesungguhnya yang demikian itu mengandungi keterangan menimbulkan kesedaran bagi orang yang berfikir.” Surah ar-Rum ayat 21 Selaras dengan ayat itu, Rasulullah saw sering menasihati suami sebagai ketua keluarga supaya melayani isteri dengan sebaiknya. Baginda menegaskan, suami yang terbaik itu ialah yang berlaku baik terhadap isterinya. Baginda saw juga berpesan kepada suami dengan sabdanya bermaksud “Hendaklah kamu ingat memperingati supaya berbuat baik kepada wanita isteri. Sesungguhnya mereka adalah seperti tawanan di sisi kamu. Kamu tidak memiliki apa-apapun daripada mereka kecuali hak menikmati hubungan kelamin antara kamu berdua. Tetapi, apabila isteri kamu melakukan kejahatan yang nyata, maka tinggalkan tempat tidur mereka, dan pukullah dengan cara yang tidak terlalu menyakitkan. Jika mereka kembali mentaatimu, maka janganlah kamu mencari jalan untuk menyakitkan mereka. Ingatlah bahawa kamu mempunyai hak ke atas isteri kamu dan isteri kamu juga ada hak ke atas kamu. Hak kamu ialah tidak membenarkan mana-mana lelaki tidur di atas tilam kamu dan tidak mengizinkan sesiapa yang kamu tidak suka memasuki rumah kamu. Adapun hak isteri ke atas kamu ialah kamu memberi yang terbaik kepada mereka pakaian dan makanan mereka.” Hadis riwayat at-Tirmizi Walaupun kehidupan isteri terikat dengan suami laksana seorang tawanan, mereka tidak boleh dianggap sebagai hamba yang boleh diperlakukan sesuka hati. Isteri mempunyai hak mendapat layanan sebaiknya. Suatu ketika, ramai isteri datang menemui isteri Rasulullah saw mengadu mengenai layanan buruk diterima daripada suami mereka. Apabila Rasulullah saw mengetahuinya, Baginda bersabda bermaksud “Sesungguhnya ramai wanita datang menemui isteriku mengadu mengenai suami mereka. Sesungguhnya suami kepada wanita itu bukanlah orang yang terbaik daripada kalangan kamu.” Hadis riwayat Abu Daud Tidak dinafikan, sebagai manusia masing-masing ada kelemahan dan kekurangan sama ada isteri mahupun suami. Cara terbaik mengatasinya ialah dengan bersabar serta tidak membesarkan kelemahan itu. Firman Allah bermaksud “Dan bergaullah kamu dengan mereka isteri-isteri kamu itu dengan cara yang baik. Kemudian jika kamu berasa benci kepada mereka kerana tingkah lakunya, janganlah kamu terburu-buru menceraikannya kerana boleh jadi kamu bencikan sesuatu, sedangkan Allah hendak menjadikan pada apa yang kamu benci itu kebaikan yang banyak untuk kamu.” Surah an-Nisaa’, ayat 19 Diriwayatkan bahawa Rasulullah saw bersabda bermaksud “Mana-mana lelaki yang bersabar di atas keburukan perangai isterinya, Allah akan berikannya pahala seperti diberikan kepada Ayyub kerana bersabar di atas bala yang menimpanya. Mana-mana isteri yang bersabar di atas keburukan perangai suaminya, Allah akan berikannya pahala seperti yang diberikan kepada Asiah binti Muzahim, isteri Firaun.” Renungi kisah seorang lelaki mengunjungi Umar bin al-Khattab untuk mengadu perangai isterinya. Dia berdiri di luar pintu, menunggu Umar keluar. Tiba-tiba dia terdengar isteri Umar sedang meleterinya sedangkan Umar diam tidak menjawab walau sepatah pun. Maka lelaki itupun beredar sambil berkata kepada dirinya sendiri “Jika beginilah keadaan Umar, seorang Amirul-Mukminin yang selalu keras dan tegas, maka bagaimana dengan aku? Selepas itu Umar keluar dari rumahnya dan melihat lelaki tadi sudah beredar. Umar memanggilnya dan bertanya tujuan kedatangannya. Lelaki itu berkata “Wahai Amirul-Mukminin, aku datang untuk mengadu perangai isteriku yang buruk dan suka berleter di hadapanku. Tadi aku mendengar isteri anda pun begitu juga. Lalu aku berkata kepada diriku, jika beginilah keadaan Amirul-Mukminin dengan isterinya, maka bagaimana dengan aku. Umar berkata kepadanya “Wahai saudaraku, sesungguhnya aku bersabar mendengar leterannya kerana dia mempunyai hak ke atasku. Sesungguhnya dia memasak makananku, mengadun roti untukku, membasuh pakaianku dan menyusui anakku, padahal semua itu tidak diwajibkan ke atasnya. Dia juga menenangkan hatiku daripada melakukan perbuatan yang haram zina. Sebab itulah aku bersabar dengan kerenahnya? Lelaki itu menjawab “Wahai Amirul-Mukminin, demikian jugalah isteriku? Umar pun berkata kepadanya “Maka bersabarlah wahai saudaraku. Sesungguhnya kerenahnya itu tidak lama, hanya seketika saja.” Kredit penuh Maznah Daud. Prof Madya Maznah Daud ialah bekas pensyarah Universiti Teknologi Mara UiTM Shah Alam
- Pendakwah Ustadz Adi Hidayat menjabarkan cara menjaga rumah tangga utuh dan harmonis bagi kaum muslimin. Kunci utama yang hendaknya diamalkan pasangan suami istri, diterangkan Ustadz Adi Hidayat yakni bertaqwa kepada Allah SWT. Ustadz Adi Hidayat menyampaikan menikah adalah ibadah, sebab itu umat muslim harus mematuhi syarat dan rukunnya sebagaimana melakuka ibadah-ibadah lainnya. Dua sejoli terdiri dari laki-laki dan perempuan yang memutuskan menikah maka akan menjalani kehidupan rumah tangga. Sudah sepatutnya umat Islam yang telah berpasangan, dapat menjalani ikatan pernikahan sesuai aturan dan anjuran Islam. Baca juga Cara Berprasangka Baik kepada Allah, Ustadz Adi Hidayat Beri Penjabaran Baca juga Ustadz Abdul Somad Beberkan Langkah-langkah Hijrah, Diawali dengan Hal Ini Ustadz Adi Hidayat menerangkan adanya persoalan dalam kehidupan rumah tangga yang tidak pernah tuntas, padahal secara materi tercukupi maka yang dibutuhkan bukan hanya harta. "Bukan hanya tingginya kedudukan Anda, namun yang dibutuhkan adalah ketaqwaan Anda kepada Allah, itu saja, menyadari bahwa pernikahan adalah amanah dari Allah SWT yang dipertanggungjawabkan, dan kalau mengerti berumah tangga itu ibadah maka kita akan menjaganya," jelas Ustadz Adi Hidayat dilansir dari kanal youtube Adi Hidayat Official. Ini sebagaimana Anda menjaga ibadah sholat, sudah tentu menjaga syarat dan rukunnya agar sholat sah atau diterima Allah SWT. Begitu pula dengan rumah tangga ada rukun dan syaratnya, hal tersebut dimulai ketika awal menikah diawali dengan akad atau ijab kabul, ada saksi, mahar dan lainnya. "Dalam perjalanannya pun pernikahan harus dijaga, karena jika memahami pernikahan itu ibadah maka harus dijaga cara kita ibadah, jangan sampai melanggar ketentuan," papar Ustadz Adi Hidayat. Apabila pasangan suami istri mampu menjaga ibadah pernikahan, maka Allah akan karuniakan segala kemuliaan untuk mengabadikan kehidupan keluarga sampai dengan kehidupan di akhirat. Sebagaimana janji Allah dalam Surat At-Tur Ayat 21 Surat At-Tur Ayat 21 وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَٱتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُم بِإِيمَٰنٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَآ أَلَتْنَٰهُم مِّنْ عَمَلِهِم مِّن شَىْءٍ ۚ كُلُّ ٱمْرِئٍۭ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ Wallażīna āmanụ wattaba'at-hum żurriyyatuhum bi`īmānin alḥaqnā bihim żurriyyatahum wa mā alatnāhum min 'amalihim min syaī`, kullumri`im bimā kasaba rahīn Artinya Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya. "Berkeluarga itu dengan iman, lalu diimpelentasikan lewat amal shaleh suami dan istri, lalu ke anak-anak, jika orangtua mampu begitu dan diwarisi ke anak-anak diniatkan dengan imannya, maka mereka akan dipertemukan kembali di satu tempat di surga sebagai satu keluarga besar," terang Ustadz Adi Hidayat. Baca juga Ceramah Buya Yahya Jelaskan Amalan Penyelamat Orangtua di Alam Kubur, Amalkan Hal Ini Baca juga Ustadz Khalid Basalamah Urai Sedekah Bikin Hidup Bahagia, Begini Petunjuk Sesuai Syariat Ustadz Adi Hidayat menambahkan hubungan suami istri diumpamakan sebuah kapal, jika kapal sudah mampu melewati gelombang atau ombak besar maka kemudian akan memperoleh ketenangan yang disebut sakinah. "Adanya terpaan gelombak atau ombak-ombak besar menjadikan kualitas kapalnya menjadi jauh lebih kuat, lebih mudah menghadapi persoalan-persoalan setelahnya terlebih masalah kecil," ujar Ustadz Adi Hidayat. Sehingga ketenangan atau sakinah yang dihasilkan melahirkan suatu kemantaban dalam menghadapi persoalan-persoalan kecil atau siap tantangan besar di kemudian hari. Dalam hidup berumah tangga, dikatakan Ustadz Adi Hidayat pasti ditemukan masalah, bahkan rumah tangga paling ideal Nabi Muhammad SAW ada saja masalah-masalah, namun dari masalah itu turun panduan kepada umat Islam dalam menyelesaikan suatu masalah. "Turun ayat, hadits, untuk mengatasi ini dan itu ada solusinya, salah pemahaman bagaimana, salah komunikasi, meluruskan, mau cerita kepada siapa, dan jika belum ketemu solusi di antara suami dan istri kepada siapa mengadunya sebagai penengah, dan sebagainya semua ada," jelas Ustadz Adi Hidayat. Ketika Allah menitipkan satu persoalan kepada umat Islam, pada hakikatnya bukan ingin menjadikan hidup rumah tangga bermasalah, melainkan Allah ingin memberikan satu ketenangan, kedamaian, setelah tuntas persoalan diberikan. Baca juga Ustadz Adi Hidayat Urai Bisikan Setan yang Jarang Disadari, Dikemas Lewat Sifat Ini Baca juga Ustadz Abdul Somad Jabarkan Larangan-larangan saat Haji dan Umroh, Berikut Rukunnya Cara mengatasi masalah tersebut dengan meningkatkan ketaqwaan dan mendekatkan diri kepada Allah. Selain itu dalam menjalani hidup berumah tangga, pasangan hendaknya senantiasa melengkapi satu sama lain. Simak Videonya Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik Banjarmasin Post
Siapa sangka jika menghadapi istri galak menjadi pintu bagi hamba-hamba Allah untuk mendapat kedudukan spiritual tinggi di sisi-Nya. Bahkan, sejumlah tokoh sufi terkemuka sengaja memilih teman hidup yang galak. Hal itu dilakukan untuk menguji kesabaran. Setiap hari menerima omelan, bahkan kekerasan fisik. Kita yang orang awam mungkin menganggapnya aneh, tapi tidak bagi para sâlik yang sedang mencari ridha Allah. Ka'ab al-Ahbar pernah menyampaikan من صبر على أذى امرأته أعطاه الله تعالى من الأجر ما أعطى أيوب عليه السلام. ومن صبرت على سوء خلق زوجها أعطاها الله من الأجر ما أعطى آسية بنت مزاحم رضي الله عنها Artinya, "Suami yang sabar menghadapi istri galak, Allah akan memberinya ganjaran senilai pahala yang dianugerahkan kepada Nabi Ayub as; dan istri yang sabar atas perlakuan kasar suaminya, ia akan mendapat ganjaran senilai pahala yang telah diberikan kepada Asiyah binti Muzahim istri Fir'aun." Senada, Imam al-Ghazali pernah mengatakan وَفِي الصَّبْرِ عَلَى ذَلِكَ رِيَاضَةُ النَّفْسِ وَكَسْرُ الغَضَبِ وَتَحْسِيْنُ الخُلُقِ. فَإِنَّ الـمُنْفَرِدَ بِنَفْسِهِ أَوِ الـمُشَارِكَ لِمَنْ حَسُنَ خُلُقُهُ لَا تَتَرَشَّحُ مِنْهُ خَبَائِثُ النَّفْسِ البَاطِنَةِ وَلَا تَنْكَشِفُ بَوَاطِنُ عُيُوْبِهِ. فَحَقٌّ عَلَى سَالِكِ طَرِيْقِ الآخِرَةِ أَنْ يُجَرِّبَ نَفْسَهُ بِالتَّعَرُّضِ لِأَمْثَالِ هَذِهِ الـمُحَرَّكَاتِ وَاعْتِيَادِ الصَّبْرِ عَلَيْهَا، لِتَعْتَدِلَ أَخْلَاقُهُ وَتَرْتَاضَ نَفْسُهُ وَيَصْفُوْا عَنِ الصِّفَاتِ الذَّمِيْمَةِ بَاطِنَهُ Artinya, "Bersabar menghadapi pasangan hidup mampu melatih pengendalian hawa nafsu, meredam amarah, dan mendidik moral. Sebab, orang yang hanya menyendiri atau selalu membersamai orang-orang saleh, sifat-sifat buruk dalam dirinya tidak akan terdidik, dan borok-borok akhlaknya tidak akan terbuka." Maka, orang yang menempuh jalan akhirat harus melatih dirinya dengan bersinggungan hal-hal demikian demi melatih kesabaran. Dengan begitu, ia akan memiliki moral luhur, hati yang selalu ridha, dan terbebas dari sifat-sifat hati yang tercela." Yusuf Abjik as-Susi, Shafahatun min Akhbaril Ambiya wal Ulama wal Auliya wal Hukama fish Shabri alaz Zaujat wal Hilmi Alaihim, 2019 halaman 22. Pesan Ka'ab al-Ahbar dan Imam al-Ghazali bukan melegalkan KDRT, akan tetapi menegaskan bahwa rumah tangga sudah semestinya menjadi 'madrasah takwa' agar baik pihak laki-laki maupun perempuan menjadi pribadi yang lebih dewasa serta tangguh dalam menjalani hidup. Nama Syekh Ahmad ar-Rifa’i mungkin tidak asing lagi. Ia merupakan tokoh sufi terkemuka dan seorang wali quthub yang juga memiliki banyak santri dari kalangan para wali Allah. Namun siapa sangka jika di balik nama besarnya ada sosok istri galak yang terus mengomeli dan memukulinya. Bagaimana Syekh ar-Rifai menyikapi istri galaknya? Dikisahkan, sekali waktu santri kesayangan Syekh ar-Rifa’i bermimpi melihat gurunya berada di surga. Di hari berikutnya ia melihat mimpi serupa, dan terus berulang kali. Akan tetapi ia merahasiakannya, tidak ada satu orang pun yang ia beritahu, termasuk gurunya. Ternyata Syekh ar-Rifa’i memiliki istri yang galak. Setiap hari ia menerima perlakuan kasar darinya. Entah dalam bentuk kekerasan verbal atau non verbal. Suatu hari santri yang pernah bermimpi melihat syekh di surga itu bertamu ke rumah dan melihat gurunya dipukul oleh istrinya menggunakan kayu pengorek tungku sampai noda hitamnya membekas di baju. Kendati demikian, Syekh Rifa'i hanya diam. Melihat insiden ini, santri tadi resah dan melaporkan ke santri-santri yang lain. “Begini, kawan-kawan sekalian. Guru kita mendapat perlakuan kasar dari istrinya, sementara selama kita tidak berbuat apa-apa.” Kemudian terbesit dalam pikiran mereka agar guru menceraikan istrinya. Tapi masalahnya sang guru orang fakir, tidak akan mampu untuk memberi ganti mahar yang ditaksir senilai 500 dinar untuk menceraikan istri. Mereka pun bersepakat untuk iuran. Setelah uang terkumpul, mereka menghampiri sang guru untuk menyerahkan uang tersebut. Melihat uang sebanyak itu, Syekh bertanya, “Uang untuk apa ini?” Para santri menjawab, “Ini sebagai ganti mahar untuk istri guru yang sudah berlaku kasar.” Syekh hanya tersenyum dan berkata, “Andaikan bukan karena kesabaran menghadapi omelan dan pukulan istri, kau tidak akan bermimpi melihatku di surga.” As-Susi, Shafahatun min Akhbaril Ambiya, halaman 18-19. Sekilas Tentang Syekh Ahmad ar-Rifa’i Secara garis keturunan, nasab Syekh Ahmad ar-Rifa’i dari jalur bapak sampai kepada Sayyidina Husein bin Ali bin Abi Thalib. Sedangkan nasabnya dari jalur ibu bersambung sampai sahabat Nabi bernama Abu Ayyud al-Anshari. Sebelum kelahirannya, ada sejumlah wali-wali agung yang sudah memprediksinya, yaitu Tajul Arifin al-Wafa, Syekh Nashr al-Hamami, Syekh Ahmad bin Khamis Syekh Abun Najjari an-Anshari, dan banyak lagi. Sufi agung berkebangsaan Irak ini merupakan ulama terkemuka yang juga banyak mencetak ulama-ulama hebat. Di antara murid-muridnya adalah Syekh Abu Syuja’ penulis Matan Taqrib, Syekh Umar Abul Faraj Izzuddin al-Farutsi al-Wasithi seorang ahli hadits, Syekh Abu Zakaria al-Atsqalani, Syekh Abul Fath al-Wasithi, Syekh Abul Mu’ali Badruddin al-Aquli, Syekh Hasan ar-Ra’i, Syekh Jamaluddin al-Khatib, dan masih banyak lagi. Kredibilitas Syekh Ahmad ar-Rifa’i sebagai intelektual Muslim dan tokoh spiritual ternama banyak diakui sejumlah ulama. Sejarawan Ibnul Atsir penulis Al-Kamil fit Tarikh mengatakan, “Syekh Ahmad ar-Rifa’i merupakan orang saleh yang pengaruhnya besar dan memiliki murid tak terhitung.” Syekh Abdus Sami’ al-Hasyimi al-Wasithi seorang ahli hadits pernah berkata, “Syekh Ahmad ar-Rifa’i merupakan salah satu tanda kekuasaan Allah.” Sejarawan Ibnul Imad juga menuliskan dalam kitabnya, “Syekh Ahmad ar-Rifa’i merupakan ahli zuhud yang agung dan seorang waliyullah yang memiliki banyak karamah.” Ali al-Wasithi, Khulashatul Iksir fi Nasabi Sayyidina al-Ghauts ar-Rifa’i al-Kabir, 2013 halaman 5-8. Wallahu a’lam. Ustadz Muhamad Abror, penulis keislaman NU Online, alumnus Pondok Pesantren KHAS Kempek Cirebon dan Ma'had Aly Saidusshiddiqiyah Jakarta
pahala suami yang sabar menghadapi istri